Monday, November 23, 2015

Mendefinisikan Rindu



Rindu itu misalnya kamu berada di sebuah tempat yang duluuuuu kamu dan  dia, dia, dia menghabiskan waktu bersama-sama.

Rindu itu misalnya kamu kepingin banget ketemu orang-orang yang dirindukan, ketawa-ketiwi lagi, bersusah payah bareng lagi, tapi waktu dan tempat hanya menyediakan ruang bercakap dalam jendela-jendela percakapan (alias window chat!).

Rindu itu misalnya kamu menatap setumpuk pekerjaanmu, menjalani rutinitasmu sebagai seorang pekerja, tapi isi kepalamu bukan itu semua. Dalam kepalamu ada dia, dia dan dia yang pernah membuat pikiranmu dalam kondisi alpha.

Rindu itu misalnya kamu ingin berbincang, bertukar kisah dan ide, duduk bersama lebih lama, tapi lagi-lagi, ruang dan waktu hanya mengizinkanmu untuk bercakap menanyakan kabar, tak lebih dari lima-sepuluh menit.

Rindu itu misalnya ketika kamu membuka kembali folder-folder yang dibuat setahun dua tahun silam berisi fotomu dengan dia, dia dan dia, dan kamu bisa senyum-senyum sendiri, tapi hati kok sesak?

Rindu itu misalnya ketika kamu tanpa sengaja melihat barang yang identik dengan dia, dia, dan dia, tapi kamu kemudian menyadari bahwa bukan dia, dia dan dia yang sedang menggunakan barang tersebut. Sesak ya?

Rindu ini untuk dia, dia dan dia, yang pernah melangkah beriringan bersamaku sambil bertukar kisah dan berbagi semangat.
Rindu ini untuk dia, dia dan dia, yang hidupnya bukan sekedar untuk dirinya, namun dibagi untuk sahabat-sahabatnya.
Rindu ini untuk dia, dia dan dia, yang pernah menciptakan derai tawa tak usai yang terkadang ditujukan untuk kekonyolan diri sendiri.

Aku tuh rindu... rindu kalian...