Tuesday, March 24, 2015

Resep Makan Siang Nikmat: Udang Goreng Saus Tiram. Nyam!

Udang Goreng Saus Tiram ala LiaAqeela

Hai haii everibodeh!

Ini waktu jelang makan siang (dan jelang bobo ciang bagi yang menunaikan, hihi...), mengingatkan dakuh akan sebuah resep makan siang nan lezat dan nikmat. Bahan dasar menu ini semua orang suka, kecuali, maaf ya, yang alergi atau kolesterol tinggi. It is... U D A N G... jeng! jeng! hehe...

Basically, resep ini aku ngintip dari situs ini lho, dengan sedikit pengurangan bahan, hihi...

Aslinya, bahan-bahannya seperti berikut inih...

500 gram udang ukuran besar, cuci bersih (kalau tidak suka berkulit, kupas dan buang kepalanya, sisakan ekornya, belah punggungnya)
8 sdm margarine
5 siung bawang putih, cincang halus
1 buah bawang bombay ukuran sedang, kupas dan potong kotak (atau sesuai selera)
5 sdm saos tiram
1 sdm kecap ikan
3 sdt gula pasir
1/2 sdt merica bubuk
50 ml air
2 batang daun bawang, potong-potong 1 cm

Bahan Perendam:
1/2 sdt garam
1 sdt merica bubuk
1 buah jeruk nipis, ambil airnya
2 sdt bawang putih yang sudah dihaluskan


Cara Membuat:
1. Lumuri udang dengan bumbu perendam, diamkan 30 menit.
2. Panaskan margarine, goreng udang berbumbu hingga berubah warna dan kering. Sisihkan.
3. Panaskan sisa margarine di wajan bekas menggoreng udang, lalu tumis bawang putih dan bawang       bombay sampai harum.
4. Tambahkan saos tiram, kecap ikan, gula pasir, merica dan air. Masak sampai kuah kental.
5. Masukkan udang goreng serta daun bawang, aduk rata. Angkat.

Naah, aku praktek sesuai dengan resep diatas. Tapi ada satu hal yang beda: aku delete bawang bombay. Kenapa? Ngga kenapa-kenapa, ngga nemu aja di dapur, jadi skip. hehe...

Menu ini mudah dibuat dan enak bingits terutama disantap saat masih panas.
Selamat mencoba yaaaaa :)

Sunday, March 22, 2015

Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui: Investasi Masa Depan Saat Berkendara


Haluuuu... buat yang udah baca postingan sayah sebelumnya Macet dan Keabsurdan Pengemudi, saya akui ajah, tulisan itu sebenernya belum selesai, hihihi... keburu ngantuk jadi endingnya dipercepat :D

Naaah, di postingan ini, saya mau melanjutkan dan menambahkan uneg-uneg.. masih berkaitan dengan kisah Jum'at petang ituuh... jangan pusiang bacanya yaaah, hehe...

Yak, mulai...!

Guys, barangkali kita pernah dengar atau baca cerita-cerita orang menggunakan moda transportasi umum dimana mereka punya kesempatan berinvestasi masa depan (baca: akhirat) dengan memberikan tempat duduk untuk penumpang wanita atau bumil atau yang sudah sepur, eh, sepuh. Sebuah tindakan mulia tiada tara dan tiada bandingnya (halah). Di kelompok ngaji saya, yang seperti itu disebut-sebut termasuk itsar, yaitu mendahulukan kebaikan untuk orang lain dibandingkan diri sendiri. Dan, kata guru ngaji saya, itsar itu tingkatan paling tinggi dalam sebuah ukhuwah aka ikatan persaudaraan dengan orang lain.

Selain memberikan tempat duduk, masih ada banyak tindakan mulia tiada tara yang lain yang bisa dilakukan ketika menggunakan transportasi publik, misalnya: dzikir di kendaraan, baca buku, atau ngobrol sama penumpang sebelah, jadi mengurangi kebetean di kala macet, hehe... atau, senyum dan memaafkan penumpang sebelah yang nggak sengaja nginjek kaki kita gegara kendaraannya ngepot (yang naik transjak pasti hafal banget sama kondisi kayak gini, hihihi...)... atau ngasih uang recehan ketika ada penumpang yang kekurangan ongkos, heuheu.. (mungkin ngga yah? ya, mungkin aja sih, satu diantara sejuta kasus, hehe...)

Naah, hal-hal kayak gitu kan ngga mungkin dilakukan sama yang berkendara dengan kendaraan pribadi, baik itu mobil ataupun motor. Saya pernah dengerin yang namanya dzikir pagi-petang al-ma'tsurat pake earphone. Earphone-nya cuma saya pasang di satu telinga aja, supaya tetap bisa konsentrasi dengan keadaan lalu lintas. Kemudiaan, apakah yang terjadi?? Saya fokus nyetir, tapi bener-bener ngga bisa fokus dzikir, haha... Sejak itu saya ngga pernah nge-earphone lagi, bahaya dan melanggar aturan :p

Saya juga ngga mungkin ngobrol sama pengendara lain untuk mengurangi kebetean, yang ada malah menambah kebetean, terutama pengendara yang posisinya di belakang saya, hihihi...

Dan untuk itsar, itu pastinya sulit banget. Misalnya saya ketemu ibu hamil, saya bilang, "bu, bu, silakan pake mobil saya untuk bepergian." eaaa... saya belum jadi milarder, jadi sepertinya ngga memungkinkan bagi saya mempersilakan orang yang membutuhkan untuk menggunakan kendaraan yang saya pake. hehehe...

Anyway, Allah is fair, gitu kan. Siapapun, dalam kondisi apapun, tetap bisa berinvestasi masa depan.

Kalau lagi mengendarai motor, kena macet, adanya trotoar kosong itu godaan luaaar biasa, hahaha... riders bisa dengan mudah ngetrek di trotoar. Tapi apa iya pantas? Saya kadang-kadang jadi pedestrian juga. Gondok kalau trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, di take-over sama pengendara motor. Sakiiiiiittt... hihi... Jadi drivers/ bikers yang ingin investasi, cobalah untuk jangan pernah ambil space trotoar sebagai lajur kendaraan kita. Karena dibalik arogansi itu, ternyata ada yang diam-diam tersakiti ^_^

And theen... tau garis stop, kan? drivers/ bikers pasti tau, apalagi yang sering mantengin akun twitter TMC Polda Metro Jaya, hehe... Naah, kata TMC Polda Metro Jaya, di depan garis stop itu ada hak penyebrang jalan. Pernah lihat pedestrian nyebrang jalan dan kesulitan nyelip-nyelip diantara kendaraan yang berhenti di zebra cross? Saya pernah lihat, dan juga pernah merasakan. Sakiiiiit lagiii... (kayaknya memang pedestrian yang paling banyak tersakiti di jalan raya, heuheu..). Dear drivers/ riders, coba yuks memberi kemudahan bagi mereka yang ingin menyebrang lewat zebra cross. Kita ngga rugi apapun untuk berhenti di belakang garis stop.

Ada hal lain lagi yang bisa kita lakukan untuk berinvestasi. Dan ini yang paling berkaitan dengan pengalaman saya di Jumat petang itu: mendahulukan penyebrang jalan. Saya kadang menyetir mobil, sering menyetir motor, kadang menjadi pejalan kaki, sehingga saya memiliki sudut pandang dari ketiga posisi tersebut. Jika saya adalah driver mobil di kejadian Jum'at petang itu, saya akan mempersilakan pengendara yang ingin menyebrang. Kenapa? Ada kalanya, kita harus mempersilakan pengendara lain melaju, justru supaya tidak membuat kemacetan kian bertambah parah. Apalagi cuma memaksakan untuk maju setengah meter, kemudian stuck, yang tidak membuat kita lebih cepat tiba di tujuan. Diluar kasus itu, saya memang selalu memberi kesempatan orang lain menyebrang (jika jarak dan kecepatan kendaraan memungkinkan untuk berhenti, karena kalau memaksakan berhenti mendadak justru bahaya untuk kendaraan di belakang). Ngga sulit untuk memberi kesempatan orang atau kendaraan lain menyebrang (as long as mereka menyebrang di tempat yang tepat). Yang sulit itu melawan ego. Ego yang bikin drivers/ bikers enggan mengerem dan berhenti selama beberapa detik untuk memberi kesempatan orang lain menyebrang. Padahal, beberapa detik yang kita sediakan untuk mendahulukan penyebrang jalan, bisa saja menjadi sebuah kebaikan berlipat balasan dari-Nya.

Hal-hal yang saya sebutkan tadi adalah beberapa prinsip berkendara saya. Hal-hal sederhana, dan mudah. Tapi dibalik semua yang sederhana itu, tetap terkandung hal-hal yang bersifat filosofis, terutama bagi mereka yang percaya bahwa Allah itu menghitung setiap kebaikan dan keburukan, sekecil apapun. Eh, eh, saya sok jadi malaikat ya? hahaha... Sebenarnya siih, justru karena saya merasa banyak melakukan kesalahan, harus pintar-pintar mengambil kesempatan berinvestasi, walau cuma bisa yang kecil-kecil.

Buat yang mau share tips investasi masa depan saat mengendarai kendaraan pribadi, silakaaan... kolom komentar ngga pernah saya tutup, hihi... :)

Selamat berkendara, dan tetap safety riding yaa ^^

Friday, March 20, 2015

Macet dan Keabsurdan Pengemudi

HEYHOOOO....
Habis badai disiniiii, dan habis ngepel kamar karena lupa tutup jendela, air tampias menggenang bow.. wow, asik yaaah malem-malem pegang gagang pel ;p

btw guys, maghrib tadi pas ogut pulang dari sekolah, kondisi lalin Kalimalang yang ke arah Cawang muacet gokil. Alhamdulillaaah saya pulang lewat Jalan Pahlawan Revolusi Pondok Bambu yang lancar. Walaaauupun demikian, untuk bisa tiba di rumah, saya harus nyebrang jembatan di depan Universitas Borobudur yang posisinya di kanan jalan, which means, saya harus menyebrangi antrean kendaraan arah Cawang yang hampir stuck, gak bergerak.

Lajur arah Cawang terisi dua baris antrean kendaraan. Karena sopir mobilnya baik hati dan mau berhenti, saya bisa menyebrangi baris pertama. Pada baris antrean kedua, roda skuter saya sudah di sela-sela dua kendaraan, tinggal menunggu mobil yang di depan maju setengah meter aja, saya bisa nyelip melaju ke arah jembatan.

Naah, mobil yang di depan akhirnya bergerak sekitar setengah atau satu meter. Waktunya nge-gas dan nyelip... Eeeeh, tapi, tapi, nggak saya duga, mobil yang belakang maju perlahan, merapatkan bempernya ke roda skuter sayah. Lah? Sopirnya mau nabrak saya gituh? Saya masih binun gitu, kemudian dia belokin sedikit mobilnya, maju, stuck, dan nutup jalan saya untuk bisa sampai di jembatan. Muahahahahahahaaaa.... 

Ini sumpah kocak-kocak ngeselin gitu. Masalahnya gini loh, mobil itu maju atau nggak maju, nggak akan berpengaruh. Tuh mobil cuma bisa maju setengah meter dan akan tetap stuck dan bakal disitu-situ ajah posisinya. Dia nggak akan disalip siapa-siapa dan ngga akan diperlambat perjalanannya hanya dengan ngasih kesempatan satu orang rider menyebrang. Saya cuma butuh beberapa detik untuk melaju di depan mobil tersebut ke arah jembatan. Justru dengan nggak ngasih kesempatan saya nyebrang, posisi saya dan skuter saya menghalangi kendaraan di barisan pertama untuk melaju. Bikin tambah stuck.

Saya geleng-geleng kepala, nggak habis pikir. Tapi apa mau dikata. Yaudah, saya anteng aja nunggu kesempatan nyelip berikutnya, haha...

Iseng-iseng saya pengen tahu sopirnya kayak gimana. Oh, cewek berwajah tegang. Saya pandangin dia, dia pandang balik saya, Saya pelototin ajah, hihi... akhirnya doi memalingkan pandangan setelah beberapa saat beradu tatapan dengan saya  (kata ibu, setelah saya ceritain tentang ini, "ngga melotot aja matamu sudah besar. Apalagi melotot." hekekekekeee).

Doh, sumpah yaaa, perilaku sopir tuh kadang absurd, sulit dipahami dengan logika. Ngga mau disalip, kayak mau cepet-cepet ngacir ke bulan. Padahal mah cuma bisa maju setengah meter, terus stuck lagi, :)))

HOAAAMMM... ngantuk uy... hawanya ngajak bubuk banget iniiii...
Yuk, mari lupakan kekesalan, keheranan, ketidakmengertian, kekoplakan, keabsurdan dan ke-an yang lain yang terjadi hari ini :D 

Semoga bisa diambil pelajarannya...
Dadaaaahhhh.... met bobooo...