Saturday, December 29, 2012

Uncountable Dreams


“Aku mau jadi dokter gigi....”

“Aku dokter anak dong...”

“Kalo aku mauuu.... jadi pilooot...”

“Aku suka bahasa Inggris, aku mau jadi pramugari... nanti bisa jalan-jalan ke luar negeri.”

Kalimat terakhir adalah ucapanku. Kututurkan saat seragam putih merah masih kukenakan hampir setiap hari.

Semua ucapan itu adalah mimpi kami, aku dan teman-temanku.

Banyak mimpiku yang terwujud. Karena itulah aku menimba ilmu di tempat yang aku namai sekolah “impian” atau kampus “impian”. Mendapatkan pekerjaan “impian” juga kah? Ya. Tapi bukan pramugari. Impianku tentang pekerjaan berubah saat aku SMU.

***

Betapa menyenangkan saat mimpi dapat kita wujudkan. Bahagia, bersyukur. Namun cukup sabarkah kita saat impian pupus? Kita tersandung-sandung mengejar mimpi, namun yang dikejar tak peduli, ia meninggalkan kita. Ini niscaya. Karena kesempurnaan hidup manusia itu terwujud saat mimpi-mimpinya tergilas, atau tersiram air hujan, lenyap. Kesempurnaan hadir karena adanya ketidaksempurnaan.

Maka menyesali kegagalan berarti menggugat sebuah kesempurnaan. Bisakah? Maaf, tidak bisa. Ia yang mencipta kesempurnaan tidak mengizinkan siapapun mengutak-atik rumusnya. Jadi kalau gagal? Ya, terima saja.

***

Ia Maha Adil.

Itu niscaya.

Ia tak pernah dzalim pada hamba-Nya.

Itu juga niscaya.

Ada tak terhitung mimpi sebagai pengganti yang pupus. Ya, benar, tak terhitung! Kita dapat melihatnya, merabanya, memilihnya, lalu kemudian meraihnya dengan satu bekal saja: tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Satu mimpi pupus, buat satu mimpi baru. Seribu mimpi pupus, harus ada seribu mimpi baru.


Yang tak boleh ada di jiwa kita adalah: kehilangan mimpi. 


"Masa depan bukanlah apa yang ada di dalam pikiran kita. Masa depan ada di genggaman Allah. 1 + 1 tidak selalu resultnya 2, bisa 3, 4, atau 1000. Selalu ada campur tangan Allah dalam setiap perhitungan kita mengenai masa depan. Namun, perhitungan yang tidak pernah salah dan berubah adalah: hal jazaul ihsani illal ihsan. Balasan kebaikan adalah kebaikan. Janji Allah ini adalah sebuah hukum mutlak. Jadi, lakukan saja kebaikan hari ini, maka di masa depan kebaikan pula yang akan kita terima."


No comments:

Post a Comment