Naah, saya mau sharing pengalaman bikin roti yang kata orang-orang prosesnya susah
dan melelahkan, padahal nggak gitu juga sih, hehe... Mudah-mudahan sharing ini
bisa bantu teman-teman untuk bikin roti yaa... :)
Resep dasar rotinya saya ambil dari blog-nya mas Budi
Sutomo. Here’s the recipe:
Resep Dasar Roti Unyil
Bahan:
375 gr tepung terigu protein
tinggi/hard wheat
100 gr tepung terigu protein sedang
130 gr gula pasir
3 kuning telur
100 gr mentega
200 ml air es
30 gr susu bubuk
11 gr ragi instan
1 sdt bread improver/pengempuk roti
1 sdt garam halus
Cara Membuat:
1. Campur semua bahan kering, aduk
rata. Masukan kuning telur dan air es sedikit demi sedikit sambil diuleni
sampai kalis. Tambah kan mentega uli lagi sampai terbentuk adonan yang licin
dan lembut.
2. Diamkan adonan selama 45 menit atau
sampai mengembang dua kali lipat. Kempeskan adonan dan potong-timbang sesuai
kebutuhan resep.
3. Fermentasikan kembali selama 30
menit. Kempeskan lagi dan adonan siap dibentuk sesuai jenis kue.
Roti resep mas Budi ini rasanya manis. Untuk yang kurang
suka manis, takaran gula-nya bisa dikurangi jadi 90 – 100 gram aja.
Kalo saya pribadi, karena kurang suka roti yang –istilahnya,
kopong alias ngga padat, jumlah ragi instan-nya saya kurangi jadi ¾ sachet (di
resep mas Budi ditulis 11 gram = 1 sachet). Oya, saya pakai Fermipan untuk ragi instan, harganya
sekitar Rp. 3.500 – Rp. 4.000/ sachet.
Saya juga ngga pake bread
improver, soalnya susah nyarinya, hehehe... tapi kalau dipakai, rotinya
bisa lebih enak kali yaa...
Tepung protein tinggi yang saya pakai merk Cakra Kembar
dari Bogasari yang bungkusnya warna hijau. Tepung protein sedangnya saya pakai
Segitiga Biru dari Bogasari juga. Takaran kedua jenis tepung ini ngga boleh
diutak-atik yaa, sesuaikan dengan resep, okee... ;)
Untuk mentega, saya ganti dengan margarin, karena mentega
mahaaaaeuull... hihihi...
Cara pembuatannya, tinggal ikuti yang di resep ajaa... Oya, ada yang bilang, sebaiknya garam dimasukkan paling akhir supaya roti
nggak bantat. Kalau saya sih tetap mencampur garam dengan bahan-bahan lain di
awal pembuatan, dan hasil rotinya, alhamdulillah, fine-fine
aja kok :)
Supaya rotinya sukses, ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Adonan akhir roti SEBELUM difermentasikan, harus berupa adonan yang tidak lengket, lentur, fleksibel dan tidak mudah robek/ putus ketika di-stretch seperti gambar di bawah. Kalau sudah bisa mendapatkan adonan seperti yang ada dalam gambar, kemungkinan hasil roti-nya sukses dan ngga bantat, cukup besar. Ini adalah MODAL AWAL untuk roti yang sukses.
copyright: http://bakingnfood.files.wordpress.com/2009/11/adonan_kalis.jpg |
2. Untuk menghasilkan adonan seperti point 1 diatas, ngga perlu kok sampai dibanting-banting, hehehe... Setelah semua bahan tercampur rata dan berbentuk dough (adonan padat), diuleni aja dengan teknik yang benar. Seperti apa tekniknya? check this video out yaa --> teknik menguleni adonan roti
Perhatikan saat menguleni adonan, gunakan tenaga yang berasal dari badan, bukan tangan.
Perhatikan saat menguleni adonan, gunakan tenaga yang berasal dari badan, bukan tangan.
3. Mentega/margarin dimasukkan saat adonan setengah kalis (agak beda dikit sama resep-nya mas Budi), yaitu saat adonan masih berwujud tepung kental. Pengalaman saya, memasukkan mentega/ margarin saat adonan sudah berbentuk dough, mentega/ margarinnya jadi sulit tercampur rata. Bahkan di beberapa video di Youtube tentang cara membuat roti, mentega/ margarinnya sudah dicampur sedari awal.
3. Jangan fermentasikan adonan terlalu lama, roti bisa bau ragi, asam. Satu jam cukup untuk mendapatkan adonan yang mengembang, walau kadang mengembangnya nggak sampai dua kali lipat dari adonan awal, tidak mengapa, bukan berarti rotinya akan gagal ;)
4. Setelah fermentasi, adonan akan menjadi sangat liat. Gunakan pisau untuk memotong-motong adonannya ya :)
5. Proses pemanggangan sangat menentukan hasil akhir. Ini yang sering bikin saya deg-degan, hehe... Suhu oven untuk resep mas Budi ini, sekitar 200⁰ C. Saya menggunakan oven tangkring, biasanya dipanaskan dulu setengah jam dengan api sedang. Tapi kondisi oven berbeda-beda ya, kalau mau precise bisa gunakan pengukur suhu portable yang ditempelkan di oven. Sila dicari di pasar atau di toko perlengkapan rumah tangga.
Jika suhu oven kurang panas, proses memanggang menjadi terlalu lama bisa membuat roti keras. Jika suhu terlalu panas, bagian bawah roti bisa gosong, sementara bagian atasnya masih putih.
Jangan lupa juga ya, loyang untuk memanggang dioles margarin sebelum masuk oven, agar bagian bawah roti nggak cepat gosong.
Nah, dear readers, jika lima poin tersebut terpenuhi, insyaAllah roti yang teman-teman buat akan sukses.. Jangan mudah menyerah, tetap bereksperimen ya... siapa tahu kalo enak bisa jadi usaha dan sumber penghasilan... aamin... sukses ya! :)
P.S Referensi resep diambil dari blog mas Budi Sutomo, S.Pd. Please go to this link http://budiboga.blogspot.com/2006/06/variasi-roti-unyil-dan-resep-dasar.html