Wednesday, April 16, 2014

Jangan Renggut Hak Mereka Untuk Bereksplorasi Tanpa Batas

Satu lagi saya temukan orang tua yang membelikan sebuah tab untuk anaknya yang masih duduk di kelas dua. Sah-sah saja, tidak ada larangan. Hanya saja, orang tua perlu menyadari bahwa tugasnya bertambah: mengawasi anak agar tidak kecanduan main tab.

Saat teman saya menyodorkan sebuah tab baru, meminta tolong saya mengunduh sebuah lagu, saya langsung teringat jaman saya kecil dulu. Orang tua saya bersikeras tidak membelikan saya Nintendo yang saat itu populer sekali.

Saya kenal Nintendo dari teman sebelah rumah, anak semata wayang. Ada banyak sekali permainan yang bisa dipilih. Asyik betul! Pulang bermain dari rumah teman, saya minta dibelikan Nintendo.

“Tidak boleh. Itu bikin malas belajar.” Itu kata orang tua saya.
“Aku nggak akan malas belajar kok.”
“Nggak boleh.”

Rasanya kecewaaaa mendengar kata ’tidak’ itu. Tapi bisa apa saya? Akhirnya, hari-hari semasa saya SD, banyak diisi dengan permainan lain: masak-masakan, bermain kasti dan layang-layang, petak jongkok, lompat tali, membuat tenda sendiri, sampai nyemplung  di got mencari ikan jepi dan cucut, hehe...

Sekarang ketika dewasa, aktivitas-aktivitas outdoor itu menjadi memori yang menyenangkan untuk diingat. Subhanallah, betapa nikmatnya masa kecil saya yang ruang geraknya tak dibatasi dinding rumah. Dan Alhamdulillah, orang tua saya sangat mendukung.

“Ibu, aku mau cari ikan, belikan jaring untuk nangkap ikan...”
“Ibu, aku mau bikin kolam ikan, aku pinjam taplak plastik ya...”
“Ibu, aku mau main masak-masakan, minta telur untuk bikin kue upil gajah ya... minyak tanahnya juga untuk bikin api..”
“ibu, aku mau bikin ayunan, minta uang untuk beli tali jemuran untuk tali ayunannya ya...”
“Ibu, bola kastinya nyebur ke kali... kalau ke rumah pakdhe, mintakan bola tenis bekas ya untuk main kasti...”

Dan semua permintaan itu dipenuhi J

Tentu saja saat itu saya tidak menyadari, kreatifitas tanpa batas muncul saat seorang anak bereksplorasi dengan hal-hal di sekitarnya. Membuat tenda beratap daun pisang, membuat kolam ikan, membuat ayunan, membuat kue yang saya dan teman-teman namakan upil gajah (hahaha, entah terinspirasi dari mana :D) adalah hasil eksplorasi dengan benda-benda yang ada di sekitar saya. Dari kegiatan “membuat” itu, saya belajar memecahkan masalah. Dan kecerdasan diasah dari kegiatan memecahkan masalah ini.

Eksplorasi seperti ini yang tidak dialami oleh anak-anak yang diam dan duduk bermain game sepanjang hari.

Sekali lagi, tidak ada larangan anak bermain digital/ virtual game. Hanya saja, ada konsekuensi bagi orang tua, yaitu mengawasi porsi waktu anak bermain game di tab/ laptop. Anak-anak berhak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi dengan alam, dengan lingkungan dan hal-hal di sekitar mereka  tanpa dibatasi oleh dinding atau pagar rumah. Semoga dengan kegiatan eksplorasi yang berujung pada mencipta sesuatu itu, lahir generasi yang cerdas.

No comments:

Post a Comment