“Kak, saya masih bingung jurusan kuliah yang
mau saya ambil. Menurut kakak saya sebaiknya pilih jurusan apa ya?”
Banyak pertanyaan sejenis itu terlontar ke saya.
Dan setiap pertanyaan mendapat jawaban yang sama: “Selama dua belas tahun
sekolah, pelajaran apa yang paling kamu suka? Pilih jurusan yang field-nya sesuai dengan kesukaan kamu.”
Sama halnya dengan mereka yang bingung hendak
berkarier di bidang apa, saya selalu menyarankan agar mereka bergelut di bidang
yang mereka sukai.
Bagi saya, rasa suka ibarat sebuah titik cahaya
yang menerangi jalan kita menuju sebuah tempat bernama passion. Mengetahui apa yang kita sukai ibarat mengetahui jalan
menuju passion. Passion itu sendiri,
menurut pendapat saya, adalah sesuatu yang sebenarnya lebih dari sekedar apa
yang kita sukai. Ia adalah sebuah alasan mengapa seseorang bisa bangun begitu
awal atau tidur terlalu larut dengan perasaan senang dan ketertarikan yang
sangat.
Rasa suka itu yang mengantar saya menjadi
seperti sekarang ini. Bahasa Inggris, mungkin belum mencapai taraf passion saya, tapi ia adalah sesuatu yang sangat saya sukai sejak kecil. Saya
bergembira menonton Sesame Street,mengikuti
Count Dracula berhitung, atau mengikuti Big Bird mengucapkan kata-kata. Saya
senang setiap kali ada pelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Pada usia SD, saya
adalah anak cerewet yang sok tahu mengucapkan kosa kata Bahasa Inggris
sederhana yang ada dalam buku pegangan siswa, hehe…
Rasa suka ini pula yang mengalahkan gengsi.
Saat di SMA, teman-teman saya berbondong-bondong ingin masuk kelas IPA yang
hanya tersedia dua kelas, IPA 1 dan IPA 2, dari keseluruhan enam kelas paralel
yang ada. Ya, mungkin itu passion mereka.
Tapi bukan passion saya.
Jelang penjurusan, wali kelas saya menyodorkan
sebuah form kepada setiap siswa. Setelah saya menulis di form yang diberikan
oleh wali kelas bahwa saya ingin masuk IPS, tidak berapa lama kemudian wali
kelas saya menghampiri. Beliau mengonfirmasi, apakah benar saya ingin masuk kelas
IPS. Saya mengiyakan dengan memberikan alasan bahwa saya ingin kuliah di
jurusan bahasa dan sastra. Mengikuti program IPS adalah jalan yang efektif dan
efisien untuk mencapai keinginan saya. NIlai mata pelajaran MIPA saya tidak
jelek, saya bisa masuk IPA yang diidam-idamkan banyak siswa. Tapi sekali lagi,
itu bukan passion saya. Terlebih,
saya melihat kakak-kakak kelas saya di kelas IPS yang berprestasi dan banyak diterima
di PTN, semakin terkuburlah gengsi.
Mengapa mengikuti passion begitu penting? Yang pasti setiap orang memiliki pendapat
yang berbeda. Saya pribadi berpendapat bahwa hidup itu bergelombang, ada naik
ada turun, ada sukar ada mudah, namun setiap kesukaran yang dihadapi saat
bergelut dengan passion kita, tak
akan membuat kita mundur. Sebaliknya, ia akan menjadi guru yang baik, yang
memberikan ilmu dan kekuatan lahir dan batin kepada kita tentang bagaimana
mengatasinya.
Orang lain bisa jadi memandang kita dengan
bergidik, lebih parah lagi menilai kita bodoh saat mengikuti passion kita. Ucapan, “hah? Skripsi lo
pake Bahasa Inggris??” dengan intonasi ngeri sudah jamak saya dengar, hehe… Kalau
dibayangkan memang sulit, tapi toh bisa selesai juga jika dikerjakan. Passion itu yang menjadi energi.
Apapun yang kita jalani, termasuk pendidikan
dan pekerjaaan, semua akan nikmat ketika passion
menjadi alasannya. Gaji besar tidak menjamin kebahagiaan seseorang dalam
menjalani hari-harinya. Bersenang-senang, berpesta, gathering tidak menjamin pelakunya bahagia saat melakoninya. Bahkan
travelling (yang sangat saya sukai)
malah bisa jadi sesuatu yang tidak menarik bagi orang lain (buat babang saya,
si Papay, misalnya, haha). Justru berkutat dengan tumpukan buku referensi tebal,
bergelut dengan fungsi-fungsi dalam coding,
atau menghadapi siswa bermasalah, bisa menjadi sesuatu yang menarik yang
membuat seseorang merasa tertantang untuk menghadapinya.
Jika disederhanakan, tidak ada yang terlalu
sulit, terlalu rumit atau terlalu melelahkan ketika seseorang mengikuti passion-nya. Karena excitement dalam menjalaninya, mengikis ketiga hal tersebut.
Bagi yang telah menemukan passion, selamat bertualang dan berbahagia menjalani hidup. Untuk
yang belum, cobalah selami dan gali apa yang menjadi kesukaan kita. Semoga bisa
menjadikan kita produktif dan bermanfaat bagi sesama.